Nasib Wisatawan Pasca Tiket Pesawat Penerbangan Belitung-Jakarta Ludes Terjual

Belitung, SorotBabelNews.com- Libur Idul Fitri sudah berakhir, dan rutinitas kembali dimulai. Begitu juga wisatawan yang berkunjung ke Belitung mulai kembali ke tempat asal mereka masing-masing, ini menyebabkan habisnya tiket pesawat penerbangan Belitung-Jakarta yang sudah terjual sampai dengan tanggal 22 April 2024.

Ivan Zulfitri, Sekretaris Persatuan Seniman Komedi Indonesia (PASKI) kepada media ini menyampaikan, bahwa dirinya sudah dua hari berturut turut datang ke Bandara H AS Hanandjoeddin dengan harapan dapat terbang ke jakarta.

“Karena tiket penerbangan Belitung-Jakarta sudah habis terjual hingga tanggal 22 April 2024 kedepan, jadi saya sejak pagi tadi sudah berada di Bandara H AS Hanandjoeddin, dengan harapan ada penumpang yang membatalkan keberangkatannya, sehigga saya bisa menggantikan penerbangan,” ucap Ivan sambil berharap dapat terbang, Selasa 16 April 2024.

Sementara itu, Khaerul Assidiqi selaku Executive General Manager Bandara Internasional H AS Hanandjoeddin kepada media ini mengatakan, bahwa pihaknya terus berkoordinasi intensif ke maskapai untuk menambah armadanya, tapi kembali kepada pihak maskapai mengingat jumlah armada terbatas.

“Seiring jumlah demand penumpang yang terus meningkat. Sekarang ini ada tiga maskapai yang terbang ke Belitung, Lion Air, Sriwijaya dan Citylink tujuan ke Jakarta dan Pangkalpinang, namun mengingat kita hanya sebagai pihak pengelola bandara dan menyiapkan area untuk maskapai yang terbang ke Belitung, sementara ketersediaan seat menjadi domain dari maskapai itu sendiri,” terang Khaerul

Lebih lanjut Khaerul juga menerangkan, bahwa mereka selalu mendorong pihak maskapai seiring peningkatan permintaan penumpang, dari tiga maskapai yang terbang ke Belitung yakni Lion Air, Citylink dan Sriwijaya Air tingkat keterisiannya hingga 100 persen beberapa hari ini di momen lebaran Idul Fitri ini, jadi harap maklum ujarnya.

“Untuk itu saya juga berpesan agar siapa saja yang ingin terbang dapat memesan tiket Pergi Pulang terlebih dahulu agar kejadian seperti ini tidak terjadi kedepannya” ujarnya.

Menyikapi perihal ludesnya tiket pesawat terjual, Isyak Meirobie yang merupakan mantan Wakil Bupati Belitung Periode 2019-2024 saat di temui media ini mengatakan, tugas maskapai penerbangan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) menstimulasi pertumbuhan ekonomi di satu wilayah, sementara maskapai swasta mencari keuntungan sebaik mungkin supaya perusahannya sehat.

“Bila melihat dari konsep seperti ini, menunjukkan bahwa kondisi penerbangan Indonesia belum normal pasca pandemi. Jumlah armadanya sedikit, makanya ada rute-rute tertentu yang mereka prioritaskan terlebih dahulu, apalagi kita boleh sebut bahwa daerah kita ada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), UNESCO Global Geopark, masuk 10 Bali Baru, tapi secara ekonomi hitungan mereka, penerbangan menuju Belitung belum menguntungkan. Tentunya ini perlu ada pembicaraan bagaimana solusi ekonomi buat perusahaan penerbangan itu sendiri,” ucap mantan Wakil Bupati Belitung itu.

Lebih lanjut Isyak Meirobie yang juga merupakan juru bicara Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno bidang Sport Tourism itu juga menyampaikan bahwa sebelum masa baktinya sebagai wakil Bupati Belitung berakhir pada bulan Desember 2023 lalu, dirinya sudah pernah melakukan pertemuan dengan CEO Pelita Air dan juga Grup Lion Air, untuk mendatangkan kembali armada maskapai low middle ke Belitung. Namun pihak maskapai mempertanyakan apa yang bisa diberikan Pemerintah daerah (Pemda) Belitung agar maskapai penerbangan komersial masih bisa mendapatkan keuntungan di rute ini.

“Karena kalau tidak untung, dengan armada yang sedikit itu akan kesulitan membayar likuiditas keuangan yang harus diputar. Ini jadi masalah penerbangan Indonesia, maka mereka lebih memilih rute-rute penerbangan yang pasti terlebih dahulu, saya juga telah sampaikan ke Pemda Belitung yang sekarang, siapkan dana talangan di APBD kan, dengan dikoordinasikan dengan aparat penegak hukum, BPKP, BPK RI, Kepolisian, Kejaksaan, mungkinkah hal ini dialokasikan bersama DPRD di APBD. Misalnya Pelita Air akan terbang ke Belitung, dia akan untung kalau penumpangnya 150 orang. Jadi kalau ia terbang penumpangnya tidak sampai 150 orang, maka selisihnya pemda yang bayar. Selisihnya bisa dibuat apa? Sehari atau beberapa hari sebelumnya, BUMD bisa menjual tiket itu ke ASN, anggota DPRD untuk mengisi kursi-kursi itu, jadi ada jaminan keterisian. Kalau tidak terisi, kita yang membayar,” terangnya panjang lebar.

Dengan cara inilah stimulasi ekonomi akan terangsang, penerbangan akan masuk kembali. Kalau Belitung hanya mempromosikan KEK pariwisata, kawasan wisata nasional prioritas, Belitung 10 Bali Baru, hal ini sudah dilakukan Menparekraf, Sandiaga Uno yang selalu mendorong kepada maskapai untuk menjadikan Belitung sebagai salah satu prioritas.

“Tapi itu balik lagi ke pihak maskapai swasta. Kalau mereka itung-itungannya tidak masuk, ya kita tidak bisa paksa. Imbauan atau menjual opini tidak lagi menarik dimata penerbangan, yang paling menarik bagi mereka adalah demand atau permintaan pasar,” kata mantan Wabup Belitung.*AS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *